Apa yang dimaksud dengan diabetes?
Diabetes biasa dikenal dengan istilah kencing manis. Diabetes merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan pada kerja hormon insulin, yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme glukosa dalam darah. Pada penderita diabetes, gangguan tersebut menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan dikenal dengan istilah “hyperglycemia”. Hyperglycemia menyebabkan keberadaan glukosa pada urine penderita diabetes. Hal inilah yang menyebabkan diabetes sering disebut juga dengan penyakit “kencing manis”. Gejala awal diabetes antara lain adalah sering merasa haus dan lapar, sering kencing, penurunan berat badan secara tiba-tiba, dan mudah merasa lelah(1)(2).
Tipe-Tipe Diabetes
1. Diabetes Tipe I
Merupakan jenis diabetes yang biasanya terdiagnosa pada anak-anak atau usia muda, dan sering disebut dengan juvenile diabetes. Dari keseluruhan populasi diabetes, hanya sekitar 5-10 % yang menderita diabetes jenis ini. Diabetes jenis ini biasanya terjadi sebagai respons dari penghancuran sistem autoimunitas (autoimmune destruction) dari sebuah sel yang dikenal dengan nama β-cells. Proses ini menyebabkan pancreas tidak mampu untuk menghasilkan hormon insulin. Kelompok penderita diabetes jenis ini sering disebut sebagaiInsulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) karena sangat tergantung pada terapi hormon insulin.
Merupakan jenis diabetes yang biasanya terdiagnosa pada anak-anak atau usia muda, dan sering disebut dengan juvenile diabetes. Dari keseluruhan populasi diabetes, hanya sekitar 5-10 % yang menderita diabetes jenis ini. Diabetes jenis ini biasanya terjadi sebagai respons dari penghancuran sistem autoimunitas (autoimmune destruction) dari sebuah sel yang dikenal dengan nama β-cells. Proses ini menyebabkan pancreas tidak mampu untuk menghasilkan hormon insulin. Kelompok penderita diabetes jenis ini sering disebut sebagaiInsulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) karena sangat tergantung pada terapi hormon insulin.
2. Diabetes Tipe II
Merupakan jenis diabetes yang terjadi pada sekitar 90-95% populasi diabetes. Biasanya diabetes tipe II mulai terdeteksi pada usia sekitar 30 tahun. Peningkatan kadar gula darah pada diabetes tipe ini terjadi karena faktor gaya hidup, seperti pola makan, berat badan yang overweight, dan juga jarang melakukan olahraga. Pada empat puluh tahun terakhir, berat badan diduga menjadi faktor yang sangat kuat untuk meningkatkan resiko penyakit ini. Penderita diabetes tipe ini masih dapat menghasilkan insulin, namun dalam jumlah yang sedikit, sehingga sering disebut juga sebagai Non-insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Merupakan jenis diabetes yang terjadi pada sekitar 90-95% populasi diabetes. Biasanya diabetes tipe II mulai terdeteksi pada usia sekitar 30 tahun. Peningkatan kadar gula darah pada diabetes tipe ini terjadi karena faktor gaya hidup, seperti pola makan, berat badan yang overweight, dan juga jarang melakukan olahraga. Pada empat puluh tahun terakhir, berat badan diduga menjadi faktor yang sangat kuat untuk meningkatkan resiko penyakit ini. Penderita diabetes tipe ini masih dapat menghasilkan insulin, namun dalam jumlah yang sedikit, sehingga sering disebut juga sebagai Non-insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
3. Gestasional Diabetes
Diabetes tipe ini terjadi pada wanita hamil yang tidak pernah menderita diabetes, tetapi memiliki kadar gula darah yang tinggi (kadar gula darah puasa > 126 mg/dL) . Biasanya diabetes tipe ini terdeteksi pada minggu ke 24-28 kehamilan. Jenis diabetes tipe ini akan memengaruhi pertumbuhan bayi pada akhir masa kehamilan. Kadar gula darah yang tinggi akan diteruskan ke janin melalui plasenta. Hal ini menyebabkan terjadainya peningkatan kadar gula dalam darah sehingga bayi akan mengalami peningkatan kerja insulin. Setelah lahir bayi tersebut akan memiliki kecenderungan untuk menderita obesitas dan memiliki berat badan yang lebih berat. Gejala lain yang umumnya tampak pada bayi yang ibunya menderita diabetes tipe ini adalah kesulitan bernafas dan juga shoulder damage pada saat bayi tersebut dilahirkan. Karena berat badan bayi meningkat, maka kemungkinan besar di kemudian hari prevalensi bayi tersebut terkena diabetes akan juga semakin tinggi.
Diabetes tipe ini terjadi pada wanita hamil yang tidak pernah menderita diabetes, tetapi memiliki kadar gula darah yang tinggi (kadar gula darah puasa > 126 mg/dL) . Biasanya diabetes tipe ini terdeteksi pada minggu ke 24-28 kehamilan. Jenis diabetes tipe ini akan memengaruhi pertumbuhan bayi pada akhir masa kehamilan. Kadar gula darah yang tinggi akan diteruskan ke janin melalui plasenta. Hal ini menyebabkan terjadainya peningkatan kadar gula dalam darah sehingga bayi akan mengalami peningkatan kerja insulin. Setelah lahir bayi tersebut akan memiliki kecenderungan untuk menderita obesitas dan memiliki berat badan yang lebih berat. Gejala lain yang umumnya tampak pada bayi yang ibunya menderita diabetes tipe ini adalah kesulitan bernafas dan juga shoulder damage pada saat bayi tersebut dilahirkan. Karena berat badan bayi meningkat, maka kemungkinan besar di kemudian hari prevalensi bayi tersebut terkena diabetes akan juga semakin tinggi.
Faktor-Faktor Penyebab Diabetes:
1. Keturunan, orang yang memiliki history keluarga yang pernah mengalami diabetes memiliki resiko terkena diabetes yang lebih tinggi.
2. Usia, semakin dewasa seseorang maka resikonya terkena diabetes akan semakin tinggi.
3. Jenis kelamin, prevalensi wanita terkena diabetes lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada pria.
4. Obesitas, semakin besar kelebihan berat badan maka prevalensi terganggunya kerja insulin akan semakin besar, karena kelebihan lemak dapat menyebabkan gangguan pada kerja hormon insulin.
5. Aktivitas fisik, semakin jarang kita melakukan aktivitas fisik maka gula yang dikonsumsi juga akan semakin lama terpakai, akibatnya prevalensi peningkatan kadar gula dalam darah juga akan semakin tinggi.
6. Pola makan, pola makanan berlemak dan karbohidrat yang berlebihan akan meningkatkan resiko terkena diabetes.
7. Stress, merupakan salah satu faktor pemicu meningkatnya resiko diabetes.
Pola Makan Diabetesi
Penderita diabetes pada umumnya tidak perlu mengonsumsi jenis makanan tertentu. Hal yang penting dalam pola diet diabetes adalah membatasi jumlah dan memperhatikan jadwal makan. Dengan kata lain, goal yang ingin dicapai adalah mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan lemak dan kalori yang rendah, serta lebih banyak mengonsumsi sayur, dan buah. American Diabetes Association, menyarakan konsumsi 50- 60 % kalori dari karbohidrat, 12-20 % dari protein dan tidak lebih dari 30 % kalori berasal dari lemak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola makan diabetes:
1. Memilih karbohidrat dengan glikemiks indeks yang lebih rendah. Karbohidrat dengan glikemiks indeks yang rendah akan menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah yang lebih perlahan sehingga tidak menyebabkan mudah menjadi lapar. Contoh makanan yang memiliki glikemiks indeks yang rendah adalah pasta dan oatmeal.
2. Menghidari konsumsi lemak berlebihan.
Penderita diabetes memiliki resiko dua kali lebih tinggi menderita penyakit jantung dan juga mengalami peningkatan kolesterol. Oleh karena itu penderita diabetes disarankan untuk membatasi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol. Dan disarankan untuk banyak mengonsumsi minyak nabati seperti olive oil. Sementara gajih, jeroan, dan kuning telur merupakan makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes.
Penderita diabetes memiliki resiko dua kali lebih tinggi menderita penyakit jantung dan juga mengalami peningkatan kolesterol. Oleh karena itu penderita diabetes disarankan untuk membatasi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol. Dan disarankan untuk banyak mengonsumsi minyak nabati seperti olive oil. Sementara gajih, jeroan, dan kuning telur merupakan makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes.
3. Mengonsumsi Fiber.
Fiber merupakan nutrisi yang dapat membantu untuk mengendalikan kadar gula di dalam darah. Oleh karena itu penderita diabetes juga disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan fiber yang tinggi seperti oat dan sayuran.
Fiber merupakan nutrisi yang dapat membantu untuk mengendalikan kadar gula di dalam darah. Oleh karena itu penderita diabetes juga disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan fiber yang tinggi seperti oat dan sayuran.
4. Mengurangi konsumsi Gula dan Garam
Agar kadar gula dalam darah tidak cepat naik, penderita diabetes disarankan untuk bisa mengendalikan konsumsi gula. Konsumsi gula dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah akan semakin cepat, sehingga penderita diabetes akan lebih cepat merasa lapar. Sementara itu diet rendah garam pada diabetes perlu dilakukan agar dapat membantu mengurangi resiko hipertensi pada penderita diabetes.
Agar kadar gula dalam darah tidak cepat naik, penderita diabetes disarankan untuk bisa mengendalikan konsumsi gula. Konsumsi gula dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah akan semakin cepat, sehingga penderita diabetes akan lebih cepat merasa lapar. Sementara itu diet rendah garam pada diabetes perlu dilakukan agar dapat membantu mengurangi resiko hipertensi pada penderita diabetes.
5. Mengonsumsi air sebanyak minimal 32 ounces (5-6 gelas) dalam sehari. Air dapat berfungsi untuk menjaga jumlah cairan dalam tubuh, sehingga dapat juga mencegah konsumsi makanan yang berlebihan jika pada saat yang bersamaan rasa lapar dan haus muncul.
Komplikasi Diabetes.
1. Komplikasi pada mata.
Penderita diabetes memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan pada indra penglihatan. Beberapa gangguan yang mungkin muncul anatara lain adalah glaucoma dan katarak, yang mempengaruhi kejelasan saat melihat. Gangguan lain yang dapat terjadi adalah pada retina. Pada beberapa kasus, gangguan tersebut akan terakumulasi dan dapat menyebabkan kebutaan.
Penderita diabetes memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan pada indra penglihatan. Beberapa gangguan yang mungkin muncul anatara lain adalah glaucoma dan katarak, yang mempengaruhi kejelasan saat melihat. Gangguan lain yang dapat terjadi adalah pada retina. Pada beberapa kasus, gangguan tersebut akan terakumulasi dan dapat menyebabkan kebutaan.
2. Komplikasi pada kaki dan kulit
Penderita diabetes pada umumnya akan mengalami kekeringan pada bagian kulit kaki dan bagian permukaan tubuh yang lain. Selain itu jika terjadi luka, maka akan terbentu bekas berwarna merah gelap yang sulit untuk hilang.
Penderita diabetes pada umumnya akan mengalami kekeringan pada bagian kulit kaki dan bagian permukaan tubuh yang lain. Selain itu jika terjadi luka, maka akan terbentu bekas berwarna merah gelap yang sulit untuk hilang.
3. Hipertensi
Prevalensi Hipertensi akan semakin meningkat pada penderita diabetes. Peningkatan kadar gula dalam darah akan menyebabkan resiko peningkatan tekanan darah.
Prevalensi Hipertensi akan semakin meningkat pada penderita diabetes. Peningkatan kadar gula dalam darah akan menyebabkan resiko peningkatan tekanan darah.
4. Heart Dissease & Stroke
Saat terkena diabetes prevalensi penyakit jantung akan semakin meningkat. Konsumsi lemak yang berlebihan diduga menjadi penyebab utama yang akan menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan pada akhirnya juga akan meningkatkan resiko untuk terkena stroke. Faktanya, 2 dari 3 penderita diabetes mengalami stroke.
Saat terkena diabetes prevalensi penyakit jantung akan semakin meningkat. Konsumsi lemak yang berlebihan diduga menjadi penyebab utama yang akan menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan pada akhirnya juga akan meningkatkan resiko untuk terkena stroke. Faktanya, 2 dari 3 penderita diabetes mengalami stroke.
Hal-Hal yang perlu dilakukan pada saat terkena Diabetes:
1. Memperhatikan porsi makan, jumlah karbohidrat yang tidak berlebihan (sekitar 50-60 % dari total kalori). Mengurangi konsumsi lemak jenuh, seperti gajih, jeroan, dan memilih lemak nabati seperti olive oil.
2. Banyak mengonsumsi makanan berserat yang dapat membantu mengendalikan peningkatan kadar gula dalam darah.
3. Meningkatkan aktivitas & rutinitas berolahraga sesuai dengan saran dari dokter.
4. Menghindarkan diri dari stress, karena stress juga dapat memicu peningkatan komplikasi yang muncul akibat diabetes.
Beras Merah untuk Diabetes
Anda perlu waspada apabila terbiasa mengonsumsi nasi putih. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sedikitnya 5 porsi nasi putih dalam seminggu berakibat pada peningkatan resiko diabetes tipe 2. Sebaliknya, resiko diabetes tipe 2 dapat ditekan dengan mengganti beras Anda dengan beras merah. Konsumsi nasi merah sebanyak 2 porsi atau lebih dalam seminggu dapat menurunkan resiko diabetes tipe 2. Selain itu, substitusi sepertiga porsi nasi putih dengan nasi merah pun dapat menurunkan resiko diabetes tipe 2 sebesar 16%1.
Nasi merah baik untuk penderita diabetes karena memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi putih. Hal ini dikarenakan kandungan seratnya yang tinggi. Beras biasa mengalami proses penggilingan yang menyebabkan hilangnya sebagian besar serat serta vitamin dan mineral. Padahal, serat dapat memperlambat masuknya glukosa ke dalam darah. Karena kandungan seratnya yang tinggi itulah nasi merah tidak meningkatkan gula darah secara drastis1. Selain unggul dalam kandungan serat, nasi merah pun memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan nasi putih. Sebagai contoh, beras merah kaya akan vitamin B, magnesium, dan zat besi yang diperlukan tubuh2.
Begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari beras merah. Mungkin Anda masih belum terbiasa dengan beras merah, tetapi Anda dapat meningkatkan konsumsi beras merah Anda secara perlahan-lahan untuk hidup sehat. Selamat mencoba.
ASAM URAT
Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumzi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang. Semoga situs ini dapat menambah pengetahuan Anda seputar penyakit asam urat (gout).
PENYEBAB ASAM URAT
Yang dimaksud dengan asam urat adalah kristal-kristal yang terbentuk sebagai hasil metabolisme zat purin (bentuk turunan dari nukleoprotein). Purin merupakan salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel semua makhluk hidup. Purin terdapat dalam tubuh kita, terdapat juga pada makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan (daging, jeroan, sayur, buah, kacang, dsb.). Selain itu, purin juga bisa dihasilkan dari perusakan sel-sel tubuh yang terjadi baik secara normal ataupun karena penyakit tertentu.
Saat kita mengkonsumsi makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup, zat purin yang terkandung di dalamnya ikut berpindah ke dalam tubuh kita. Makanan yang masuk akan diolah oleh tubuh, melalui proses metabolisme dan menghasilkan asam urat. Jadi setiap orang punya kadar asam urat dalam tubuh. Penyakit asam urat terjadi jika kadar asam urat berlebihan (karena purin yang masuk terlalu banyak). Tubuh manusia sudah menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan sehari-hari, yang berarti kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%.
Dalam kondisi normal, asam urat yang dihasilkan akan dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk urine dan feses (tinja/kotoran). Proses pembuangan ini diatur oleh ginjal, yang berfungsi mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh. Namun jika kadar asam urat berlebihan, ginjal akan kewalahan dan tidak sanggup mengaturnya sehingga kelebihan kristal asam urat tersebut akan menumpuk pada sendi dan jaringan. Ini sebabnya persendian kita terasa nyeri dan bengkak.

Proses terjadinya penyakit asam urat:
- Konsumsi zat yang mengandung purin secara berlebihan
- Zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam tubuh, kemudian melalui metabolisme berubah menjadi asam urat
- Kadar asam urat dalam tubuh meningkat, sehingga ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat
- Kristal asam urat yang berlebih menumpuk di persendian
- Akibatnya sendi kita terasa nyeri, membengkak, meradang, panas dan kaku
Selain konsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin, konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit asam urat. Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan dalam peredaran darah dan menumpuk di persendian.
Sebagai akibat asam urat, ginjal juga akan mengalami gangguan. Pada kasus yang parah, penderita sampai tidak bisa jalan karena persendian terasa sangat sakit jika bergerak. Tulang di sekitar sendi juga bisa keropos / mengalami pengapuran tulang.
GEJALA ASAM URAT
Nyeri sendi merupakan indikator utama asam urat, tapi rasa ngilu pada persendian banyak sebabnya, belum tentu disebabkan oleh asam urat. Berikut adalah sejumlah gejala yang patut Anda waspadai. Jika Anda merasakan tanda-tanda berikut, besar kemungkinan Anda terkena penyakit asam urat:
- Sendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan dan bahkan membengkak dan berwarna kemerahan (meradang)
- Biasanya persendian terasa nyeri saat pagi hari (baru bangun tidur) atau malam hariA
- Rasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang
- Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan tangan dan siku
- Pada kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat bergerak
Untuk memastikan, Anda harus melakukan pemeriksaan laboratorium. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl.
Penyakit asam urat biasanya diderita pria berusia 40 tahun ke atas dan wanita yang sudah menopause. Sebagian besar penderita asam urat juga memiliki penyakit lain seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes atau penyakit ginjal. Faktor kegemukan (obesitas) juga sering dijumpai pada penderita asam urat.
Jika penyakit asam urat dibiarkan tanpa pengobatan, maka dapat berkembang menjadi batu ginjal dan mengakibatkan gagal ginjal.
PANTANGAN ASAM URAT
Penyakit asam urat disebabkan oleh menumpuknya kristal asam urat yang dihasilkan dari metabolisme zat purin. Oleh karena itu, untuk mengurangi kadar asam urat, Anda harus mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin. Berikut adalah contoh makanan yang menjadi pantangan bagi penderita penyakit asam urat: - Jeroan: ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak
- Seafood: udang, cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan teri, ikan sarden
- Ekstrak daging seperti abon dan dendeng
- Makanan yang sudah dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden)
- Daging kambing, daging sapi, daging kuda
- Bebek, angsa dan kalkun
- Kacang-kacangan: kacang kedelai (termasuk hasil olahan seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping
- Sayuran: kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun singkong, daun pepaya, kangkung
- Keju, telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental
- Buah-buahan tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa
- Makanan yang digoreng atau bersantan atau dimasak dengan menggunakan margarin/mentega
- Makanan kaya protein dan lemak
Kurangi konsumsi alkohol karena alkohol akan meningkatkan kadar asam laktat, yang menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine berkurang. Akibatnya, asam urat tertahan dalam peredaran darah dan menumpuk di persendian. Hindari juga minuman fermentasi seperti bir, wiski, anggur, tape dan tuak karena mengandung senyawa alkohol.
Tips tambahan bagi penderita asam urat:
- Konsumsi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti kentang, yogurt, dan pisang
- Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya dan strawberry
- Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga, belimbing wuluh, jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan tomat
- Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
- Kurangi konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali dan sirup
- Jangan minum aspirin
- Jangan bekerja terlalu keras / kelelahan
- Pada orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat naik tapi pengeluaran sedikit, maka sebaiknya turunkan berat badan dengan olahraga yang cukup
- Sesuaikan asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi dan berat badan
Gaya Hidup Tidak Sehat, Stroke Usia Muda Meningkat
Selama ini stroke sering diidentikkan dengan penyakit orang tua, tetapi saat ini ternyata seperempat dari semua stroke terjadi pada orang usia kerja, dan sekitar 400 anak mengalami stroke setiap tahun di Inggris. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terbesar untuk stroke, bersama dengan faktor lain seperti obesitas, diet diabetes, miskin dan merokok. Fenomena ini harus disadari bahwa saat ini ternyata stroke dapat mempengaruhi orang-orang muda, dan semua orang, terlepas dari usia. Karena itu perlu kesadaran untuk memeriksa tekanan darah dan menjalankan gaya hidup sehat.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menungkapkan stroke banyak ditemukan di kalangan remaja dan orang muda dewasa. Laporan ini diterbitkan dalam Annals of Neurology, edisi 1 September 2011. Data di AS menunjukkan, jumlah pasien berusia 15-44 tahun yang menjalani perawatan dirumah sakit khusus stroke melonjak lebih dari sepertiga antara tahun 1995 dan 2008. Peningkatan ini diduga karena meningkatnya sebagian jumlah orang muda yang memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 – penyakit yang sebenarnya berhubungan dengan orang dewasa yang lebih tua. Prevalensi faktor risiko untuk stroke tampaknya akan meningkat pada populasi yang lebih muda, salah satunya juga disebabkan perkembangan epidemi obesitas.
Beberapa data penelitian menunjukkan tingkat stroke iskemik meningkat sebesar 31% dalam usai lima sampai 14 tahun.Ada peningkatan sebesar 30% untuk orang berusia 15 sampai 34 dan 37% pada pasien antara usia 35 dan 44. Dalam semua kelompok umur peningkatan lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita. Angka untuk stroke hemoragik menunjukkan penurunan, kecuali kelompok usia lima sampai 14 tahun. Lebih separuh dari usia 35-44 tahun mengalami stroke iskemik juga memilik hipertensi.
Stroke
Menurut American Heart Association, stroke adalah penyebab utama kematian ketiga di AS. Delapan puluh tujuh persen dari pasien stroke mengalami stroke iskemik, di mana terdapat gumpalan atau plak sehingga menyumbat aliran darah ke otak.
Stroke (stroke, cerebrovascular accident, CVA) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, “serangan jantung”. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.
Gejala awal stroke seringkali ditandai dengan gejala-gejala yang mirip dengan gangguan kesehatan lainnya sehingga kemungkinan Anda mengabaikannya. Untuk mencegah risiko stroke besar yang melumpuhkan, ada baiknya memperhatikan dan menangani gejala-gejala stroke sejak dini.
Berikut beberapa gejala umum stroke adalah mati rasa, kelumpuhan atau perasaan lemah tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, khususnya jika hanya terjadi satu sisi tubuh, gangguan berjalan atau keseimbangan, Perubahan daya pandang secara tiba-tiba, gangguan bicara, gangguan bicara dan gangguan memahami kalimat-kalimat sederhana, atau perasaan bingung dan sakit kepala kronis tiba-tiba yang berbeda dengan sakit kepala sebelumnya. Jika beberapa stroke kecil terjadi berulang seiring waktu, paisen kemungkinan mengalami perubahan jalan, keseimbangan , kemampuan berpikir atau perilaku secara bertahap.
Gejala-gejala kemungkinan bervariasi bergantung pada penyebabnya, akibat pengentalan darah atau perdarahan. Selain itu, lokasi pengentalan darah atau perdarahan serta luas kerusakan area otak juga memengaruhi gejala. Gejala stroke ischemic (disebabkan oleh darah kental yang menghambat pembuluh darah) biasanya terjadi di sisi tubuh yang berlawanan dengan area pengentalan darah di otak. Sebagai contoh, stroke di sisi kanan otak mengganggu sisi kiri tubuh. Gejala stroke hemorrhagic yang disebabkan oleh perdarahan di otak bisa saja sama dengan stroke ischemic tapi kemungkinan dibedakan oleh gejala-gejala yang terkait tekanan lebih tinggi di otak, termasuk sakit kepala kronis, mual dan muntah, leher kaku, pusing, kejang, lekas marah, kebingungan, dan kemungkinan tidak sadarkan diri.
Gejala stroke bisa memburuk dalam hitungan menit, jam, dan hari. Sebagai contoh, perasaan lemah ringan bisa berkembang menjadi ketidakmampuan menggerakkan lengan dan kaki pada satu sisi tubuh.
Jika stroke disebabkan oleh pengentalan darah besar (ischemic stroke) atau perdarahan (hemorrhagic stroke), gejala terjadi tiba-tiba, dalam hitungan detik. Ketika arteri menyempit akibat atherosclerosis (penumpukan dan pengerasan lemak), gejala stroke biasanya berkembang secara bertahap dalam hitungan menit hingga jam, atau (dalam beberapa kasus) hitungan hari.
Pencegahan
Gaya hidup tidak sehat menyebabkan banyak anak-anak dan orang dewasa yang beresiko terserang stroke. Para peneliti melihat angka-angka untuk stroke iskemik, akibat pembekuan darah, dan stroke hemoragik, yang disebabkan oleh perdarahan pada otak.
Faktor risiko stroke termasuk merokok, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan kolesterol tinggi. Gaya hidup menjadi faktor kemungkinan terkena stroke atau tidak, termasuk mengonsumsi makanan yang bisa menurunkan risiko. Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah. Berhenti menambahkan garam ke dalam makanan ketika Anda memasak atau sedang makan. Jangan lupa untuk membaca label makanan untuk mengetahui kandungan garam di dalam makanan tersebut. Mengurangi asupan kalori jika termasuk overweight. Obesitas sangat rentan terhadap penyakit jantung dan diabetes. Keduanya adalah faktor risiko stroke. Lebih baik menyantap whole grain, daging tak berlemak, buah, dan sayur serta lemak sehat, misalnya minyak zaitun. Batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh untuk mengendalikan kolesterol. Hindari daging berlemak, fast food, dan produk susu berlemak tinggi jika kadar kolesterol meningkat. Mengurangi asupan gula halus untuk menjaga kadar gula darah. Batasi konsumsi minuman bersoda, cake, permen, es krim dan lainnya yang dapat merusak kadar insulin dalam tubuh.
Penelitian terbaru menunjukkan, mereka yang rajin mengonsumsi buah, sayuran, dan produk susu yang tinggi kandungan potasium berisiko lebih rendah menderita penyakit stroke dibanding yang kurang mendapat asupan mineral tersebut. Temuan ini didasarkan pada hasil analisis terhadap 10 studi internasional yang melibatkan lebih dari 200.000 relawan berusia menengah dan dewasa. Hasil kajian mengungkapkan, setiap kenaikan 1.000 miligram (mg) potasium dalam diet setiap hari berkaitan dengan penurunan kemungkinan menderita stroke sebesar 11 persen dalam kurun waktu lima sampai 14 tahun ke depan.
Makanan yang tinggi potasium secara umum memang dikenal sebagai sumber pangan yang sehat, seperti kacang-kacangan, berbagai buah-buahan seperti pisang, alpukat, jeruk, dan sayuran hijau, serta susu rendah lemak. Potasium sendiri merupakan elektrolit yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan juga terlibat dalam mekanisme kerja saraf, kontrol otot, dan pengaturan tekanan darah. Berbagai penelitian telah mengindikasikan bahwa diet tinggi potasium membantu mempertahankan tensi darah tetap sehat dan mungkin melindungi tubuh dari sakit jantung dan stroke.
Penelitian lain menunjukkan bahwa orang berusia lanjut yang mengonsumsi minyak zaitun memiliki lebih rendah terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.